melemahnya rupiah
terhadap dollar terhadap daya beli
Dampak
melemahnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar juga berdampak kepada
fluktuasi harga termasuk harga sejumlah barang kebutuhan pokok di Kabupaten
Kepulauan Anambas, Kepri.
Kepala Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop UKM) melalui
Kepala Bidang Perdagangan Ekodesi menuturkan, hal tersebut sedikit banyak
akan berpengaruh terhadap harga sejumlah barang yang ada di kabupaten maritim
ini.
"Kalau pengamatan
kita, pasti ada pengaruhnya. Namun, belum bisa dipastikan berapa kenaikannya.
Karena memang barang barang yang ada di kita terlebih barang kebutuhan pokok
mayorias berasal dari daerah Batam dan Tanjungpinang," ujar Ekodesi kepada
Tribun Network, Kamis (29/8/2013) pagi.
Ditemui diruang
kerjanya pria berkumis ini menambahkan, guna mengecek sejumlah harga kebutuhan
pokok, beberapa petugas lapangan sudah ditugaskan untuk mengecek sejumlah harga
kebutuhan dilapangan ke beberapa pasarr tradisional yang ada di Tarempa,
Kabupaten Kepulauan Anambas.
Sementara itu, staf
bidang perdagangan yang mendampingi Kabid Perdagangan, Yoel Wijaya menuturkan
dari pengecekan sejumlah harga barang pokok yang dilakukan Rabu (28/8/2013)
kemarin, diketahui sejumlah barang kebutuhan pokok yang terdapat dipasar
tradisional cenderung masih stabil.
"Hanya saja,
untuk beberapa barang seperti cabai rawit kini harganya mecapai Rp 60 ribu dari
harga semula Rp 40 ribu per kilogramnya. Harga kacang kedelai yang semula Rp 10
ribu diketahui juga naik Rp 2 ribu menjadi Rp 12 ribu perkilogramnya,"
ucap Yoel.
Fluktuasi
harga sejumlah barang kebutuhan ini, sambung Yoel diperkirakan mengalami
fluktuasi harga hingga 20 persen. Sementara, untuk sejumlah harga barang
lainnya lanjut Yoel dinilai masih stabil.
Seperti diketahui,
dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar mulai dikeluhkan
sejumlah importir bahan pangan yang berada di Batam dan sekitarnya.Bahkan,
beberapa importir yang bahan pangan untuk Batam sudah mulai menghentikan
pesanan mereka ke luar negeri.
Hal ini disebabkan,
para importir tersebut tidak mampu lagi menanggung beban kenaikan harga akibat
melemahnya mata uang rupiah. Untuk saat ini para importir tinggal mengandalkan
sisa yang digudang saja.
aktor lainnya yang
mempengaruhi adalah ekonomi dunia yang memburuk yang membuat saham di bursa
dijual.
Untuk meredam
kuatnya tekanan depresiasi rupiah selama triwulan pertama tahun 2013, Bank
Indonesia memutuskan untuk mengambil alih penyediaan sebagian besar kebutuhan valas
untuk pembayaran impor minyak dari perbankan domestik.
Semoga semua pihak
tidak panik dalam menghadapi fluktuasi nilai tukar rupiah tersebut sambil
menunggu kebijakan pemerintah dalam penyesuaian harga BBM bersubsidi dan
langkah strategis lainnya untuk menjaga stabilitas perekonomian Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar