Selasa, 28 Januari 2014

Dampak Mata Uang Rupiah Terhadap Daya Beli



melemahnya rupiah terhadap dollar terhadap daya beli
 Dampak melemahnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar juga berdampak kepada fluktuasi harga termasuk harga sejumlah barang kebutuhan pokok di Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepri.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop UKM) melalui Kepala Bidang Perdagangan Ekodesi  menuturkan, hal tersebut sedikit banyak akan berpengaruh terhadap harga sejumlah barang yang ada di kabupaten maritim ini.
"Kalau pengamatan kita, pasti ada pengaruhnya. Namun, belum bisa dipastikan berapa kenaikannya. Karena memang barang barang yang ada di kita terlebih barang kebutuhan pokok mayorias berasal dari daerah Batam dan Tanjungpinang," ujar Ekodesi kepada Tribun Network, Kamis (29/8/2013) pagi.
Ditemui diruang kerjanya pria berkumis ini menambahkan, guna mengecek sejumlah harga kebutuhan pokok, beberapa petugas lapangan sudah ditugaskan untuk mengecek sejumlah harga kebutuhan dilapangan ke beberapa pasarr tradisional yang ada di Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas.
Sementara itu, staf bidang perdagangan yang mendampingi Kabid Perdagangan, Yoel Wijaya menuturkan dari pengecekan sejumlah harga barang pokok yang dilakukan Rabu (28/8/2013) kemarin, diketahui sejumlah barang kebutuhan pokok yang terdapat dipasar tradisional cenderung masih stabil.
"Hanya saja, untuk beberapa barang seperti cabai rawit kini harganya mecapai Rp 60 ribu dari harga semula Rp 40 ribu per kilogramnya. Harga kacang kedelai yang semula Rp 10 ribu diketahui juga naik Rp 2 ribu menjadi Rp 12 ribu perkilogramnya," ucap Yoel.
Fluktuasi harga sejumlah barang kebutuhan ini, sambung Yoel diperkirakan mengalami fluktuasi harga hingga 20 persen. Sementara, untuk sejumlah harga barang lainnya lanjut Yoel dinilai masih stabil.

Seperti diketahui, dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar mulai dikeluhkan sejumlah importir bahan pangan yang berada di Batam dan sekitarnya.Bahkan, beberapa importir yang bahan pangan untuk Batam sudah mulai menghentikan pesanan mereka ke luar negeri.
Hal ini disebabkan, para importir tersebut tidak mampu lagi menanggung beban kenaikan harga akibat melemahnya mata uang rupiah. Untuk saat ini para importir tinggal mengandalkan sisa yang digudang saja.

aktor lainnya yang mempengaruhi adalah ekonomi dunia yang memburuk yang membuat saham di bursa dijual.
Untuk meredam kuatnya tekanan depresiasi rupiah selama triwulan pertama tahun 2013, Bank Indonesia memutuskan untuk mengambil alih penyediaan sebagian besar kebutuhan valas untuk pembayaran impor minyak dari perbankan domestik.
Semoga semua pihak tidak panik dalam menghadapi fluktuasi nilai tukar rupiah tersebut sambil menunggu kebijakan pemerintah dalam penyesuaian harga BBM bersubsidi dan langkah strategis lainnya untuk menjaga stabilitas perekonomian Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar