2. Metode Penelitian
Menurut Gagne (1977) serta Gagne, Driscoll dan
Wager (1988) ada sembilan tahap pengolahan (proses) kognitif yang terjadi dalam belajar yang kemudian
disebut “fase- fase belajar”. Hubungan antara fase-fase belajar dan peristiwa pembelajaran disajikan pada Gambar
1. Fase-fase belajar tersebut diaplikasikan langsung secara empiris melalui penelitian
ini. Oleh karena itu, penelitian ini bersifat deskriptif-analitis, yaitu
berupaya menggambarkan keadaan lapangan sebagaimana adanya dengan menganalisis data lapangan.
Bentuk penelitiannya menggunakan cara
penelitian tindakan kelas(classroom
action research ). Penelitian tindakan kelas ini dirancang untuk kelas
mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Permodalan Koperasi pada Program Studi
Pendidikan Ekonomi, Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi, yang diselenggarakan
pada semester genap tahun akademik 2005/2006. Partisipan penelitian adalah mahasiswa
peserta kuliah Permodalan Koperasi dengan status “baru mengontrak” atau tidak
termasuk peserta dengan status “perbaikan nilai” atau “mengulang”. Partisipan
penelitian berjumlah 40 orang.
Penelitian ini dilaksanakan selama 8 (delapan) bulan. Tahap
awal selama 4 (empat) bulan merupakan tahap persiapan yang
diisi dengan kegiatan
rapat-rapat tim
Robert Gagne
. Menurut Gagne (1977), untuk meningkatkan kualitas belajar
sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan dan dipertahankan, seorang tenaga pengajar
perlu menyelaraskan fase belajar yang dialami pebelajar dengan peristiwa
pembelajaran yang perlu dikondisikan
oleh pengajar, sehingga setiap fase belajar dapat menghasilkan suatu aktivitas
(proses belajar) yang maksimal dalam diri si belajar.
Hasil penelitian Sunarti dkk.
(2002) menyimpulkan bahwa penggabungan teori motivasi dengan
peristiwa-peristiwa instruksional Gagne belum dapat meningkatkan mutu hasil
belajar mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Dasar Ilmu Tanah pada Fakultas
Pertanian Universitas Jambi tahun akademik 2001/2002. Setiap program studi
(kelas) menunjukkan mutu hasil belajar yang juga bervariasi. Namun hasil
penelitian Ekawarna (2002) menyimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran kognitif Gagne pada mata kuliah Teori Ekonomi
Makro–I mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Jambi tahun
akademik 2002/2003 dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Dua hasil
penelitian yang berbeda ini menarik perhatian peneliti untuk mencoba kembali melihat
keajegan model pembelajaran Gagne untuk diaplikasikan pada mata kuliah
Permodalan Koperasi.
Secara spesifik tujuan penelitian
ini adalah untuk (1) meningkatkan hasil belajar mahasiswa program studi
Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi pada mata kuliah
Permodalan Koperasi hingga memperoleh nilai rerata minimal “B+” sebagai efek
pembelajaran (instructional effects) yang diciptakan dosen dan (2) meningkatkan
motivasi belajar mahasiswa sebagai efek sertaan (nurturant effects).
Jika tujuan dapat dicapai, maka
hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau manfaat yang
berarti bagi (1) dosen, yaitu untuk dapat menambah wawasan dan pengalaman serta
memperkaya alternatif pilihan sehingga dapat memilih atau mengkombinasikan
dengan model lain untuk kepentingan peningkatan kualitas proses pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang optimal pada mata kuliah yang
diasuhnya, (2) mahasiswa yang menjadi mitra. Sebagai calon guru, mahasiswa
memiliki pengalaman penelitian dan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini
serta mengujicobakan dengan setting kelas yang lain baik pada saat belajar
terbimbing di micro teaching maupun dalam praktek kependidikan secara mandiri
di sekolah. Di samping itu, jika hasil belajar mereka meningkat tentu akan
memberikan kontribusi terhadap
peningkatan indeks prestasi
kumulatifnya, (3) guru, dimana hasil penelitian tindakan ini dapat
dijadikan acuan dalam melakukan penelitian tindakan kelas di sekolahnya,
sehingga hasil belajar siswa yang diasuhnya dapat mencapai hasil yang optimal,
dan (4) peneliti, mengumpulkan data sekunder dan menyiapkan instrumen
penelitian yang terdiri dari (1) silabus mata kuliah permodalan koperasi, (2)
hand out (materi bahan ajar) untuk 9 kali pertemuan, (3) lembar observasi untuk
mahasiswa dan dosen, (4) lembar biodata mahasiswa, (5) kuis I, II, dan III, (6)
soal ujian tengah semester, dan (7) kuesioner untuk mengukur motivasi. Tahap
berikutnya merupakan tahap pelaksanaan penelitian. Pelaksanaan setiap siklus
dimulai dengan tahap perencanaan, implementasi tindakan (3 kali pertemuan/
tindakan), tahap observasi (lembar observasi, kuesioner) dan evaluasi (kuis),
tahap analisis dan refleksi, dan diakhiri dengan revisi untuk rencana dan
pelaksanaan siklus berikutnya. Di akhir kegiatan siklus, evaluasi menyeluruh
terhadap hasil belajar mahasiswa dilakukan dengan memberikan tes berupa Ujian
Tengah Semester.
Prosedur penelitian tindakan kelas
ini didesain untuk 3 (tiga) siklus, dimana tiap-tiap siklus dilaksanakan dalam
3 (tiga) kali tatap muka. Rencana tindakan pada masing-masing siklus dalam
penelitian tindakan kelas ini meliputi:
1)
Tahap
Perencanaan. Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan berupa
persiapan-pesiapan yang terdiri dari:
a. Menyusun satuan acara perkuliahan (SAP).
b. Menyusun bahan ajar. Bahan ajar yang
disusun mengacu pada Pannen dan Purwanto(2001),
Buku 2.08 Applied Approach: Pedoman
Penulisan Bahan Ajar yang diterbitkan Ditjen Dikti Depdiknas tahun 2001.
Banyaknya bahan ajar yang telah disusun adalah untuk 9 (sembilan) kali
pertemuan.
c. Menyusun skenario pembelajaran dengan
menggunakan model sembilan peristiwa pembelajaran.
d. Menyusun alat evaluasi berupa naskah
kuis untuk mengetahui respon dan hasil unjuk kerja atau hasil belajar
mahasiswa. Sebagai acuan dalam penyusunan naskah kuis adalah Irawan (2003),
Buku 2.10 Applied Approach: Evaluasi Proses Belajar Mengajar yang diterbitkan
Ditjen Dikti Depdiknas. Naskah kuis yang disiapkan adalah tiga naskah untuk
tiga siklus.
e. Menyiapkan lembar observasi untuk
melihat bagaimana situasi belajar mengajar ketika model
pembelajaran diaplikasikan dan memperoleh
tanggapan mahasiswa terhadap model pembelajaran yang diaplikasikan dalam
penelitian tindakan.
f. menyiapkan alat ukur berupa kuesioner
untuk mengukur motivasi belajar mahasiswa.
2)Tahap Implementasi
Tindakan. Pada tahap ini peneliti menyusun implementasi tindakan dengan
skenario sebagai berikut:
a.Membangkitkan perhatian.Kegiatan
paling awal dalam pembelajaran adalah menarik perhatian mahasiswa agar mereka
mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir kuliah. Perhatian mahasiswa dapat
ditingkatkan dengan memberikan berbagai stimulus sesuai dengan kondisi yang ada
misalnya dengan perubahan gerak badan (berjalan, mendekati mereka, dan
lain-lain), perubahan suara, menggunakan berbagai contoh-contoh yang ada di
dalam kelas atau di luar kelas, dan lain-lain.
b. Memberitahukan tujuan pembelajaran.
Agar mahasiswa mempunyai pengharapan dan tujuan selama belajar maka pada mereka
perlu dijelaskan tujuan apa saja yang akan dicapai selama pembelajaran dan
jelaskan pula manfaat dari materi yang akan dipelajari dan tugas-tugas yang
harus diselesaikan selama pembelajaran. Keuntungan menjelaskan tujuan adalah
agar mahasiswa dapat menjawab sendiri pertanyaan “apakah ia telah belajar?,
apakah materi yang telah dipelajari telah dikuasai?”. Jawaban atas pertanyaan
tersebut dapat membangkitkan harapan dalam diri mereka tentang kemampuan dan
upaya yang harus dilakukan agar tujuanb.Memberitahukan tujuan pembelajaran.
Agar mahasiswa mempunyai pengharapan dan tujuan selama belajar maka pada mereka
perlu dijelaskan tujuan apa saja yang akan dicapai selama pembelajaran dan
jelaskan pula manfaat dari materi yang akan dipelajari dan tugas-tugas yang
harus diselesaikan selama pembelajaran. Keuntungan menjelaskan tujuan adalah
agar mahasiswa dapat menjawab sendiri pertanyaan “apakah ia telah belajar?,
apakah materi yang telah dipelajari telah dikuasai?”. Jawaban atas pertanyaan
tersebut dapat membangkitkan harapan dalam diri mereka tentang kemampuan dan
upaya yang harus dilakukan agar tujuan dapat tercapai.
c. Merangsang ingatan pada materi
prasyarat. Bila mahasiswa telah memiliki perhatian dan pengharapan yang baik
pada mata kuliah, dosen perlu mengingatkan mereka tentang materi apa saja yang
telah dikuasai sehubungan dengan materi yang akan diajarkan. Dengan pengetahuan
awal yang ada pada memori kerjanya diharapkan mereka siap untuk membuat
hubungan antara pengetahuan yang lama dengan pengetahuan baru yang akan
dipelajari. Ada banyak cara yang biasa dilakukan untuk mengingatkan mereka pada
materi yang telah dipelajari misalnya dengan mengingatkan mereka pada
topik-topik yang telah dipelajari dan meminta mereka untuk menjelaskan secara
singkat.
d. Menyajikan bahan stimulus.
Peristiwa pembelajaran keempat adalah menyajikan bahan ajar kepada mahasiswa
berupa pokok-pokok materi yang penting yang bersifat kunci. Sebelum itu dosen
sudah harus menentukan bahan apa yang akan disajikan apakah berupa informasi
verbal, ketrampilan intelektual atau belajar sikap. Berdasarkan jenis
kemampuan/bahan ini maka dapat dipilih bentuk kegiatan apa yang akan disajikan
sehingga proses pembelajaran berjalan lancar.
e. Memberi bimbingan belajar.
Bimbingan belajar bertujuan untuk
membantu mahasiswa agar mudah mencapai tujuan pembelajaran atau
kemampuan-kemampuan yang harus dicapainya pada akhir pelajaran. Misalnya bila
mahasiswa harus menguasai konsep-konsep kunci maka berilah cara mengingat
konsep-konsep tersebut misalnya dengan menjelaskan karakteristik dari setiap
konsep. Dalam hal ini bimbingan belajar harus diberikan sesuai dengan apa yang
dibutuhkan mereka dan kesulitan-kesulitannnya.
f. Menampilkan unjuk kerja. Untuk
mengetahui apakah mahasiswa telah mencapai kemampuan yang diharapkan maka
kepada mereka diminta untuk menampilkan kemampuannya dalam bentuk tindakan yang
dapat diamati oleh dosen. Misalnya bila ingin mengetahui kemampuan verbal
mahasiswa, maka berikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengukur tingkat penguasaannya,
atau bila ingin mengetahui ketrampilan maka mintalah mereka melakukan suatu
tindakan tertentu. Jawaban yang diberikan mahasiswa sesuai dengan kemampuan
yang diminta dalam tujuan pembelajaran.
g. Memberikan umpan balik.
Memberikan umpan balik merupakan fase belajar yang terpenting. Untuk
mendapatkan hasil belajar yang terbaik, umpan balik diberikan secara informatif
dengan cara memberikan keterangan tentang tingkat unjuk kerja yang telah
dicapai mahasiswa. Misalnya jelaskan jawaban mereka yang sudah benar dan yang
perlu dilengkapi atau yang perlu dipelajari kembali oleh mahasiswa dengan cara
“sudah baik”, “pelajari kembali”, atau “lengkapi”, dan lain-lain.
h. Menilai unjuk kerja. Merupakan
peristiwa pembelajaran yang bertujuan untuk menilai apakah mahasiswa sudah
mencapai tujuan atau belum. Untuk itu dibuat alat penilaian berupa naskah kuis
yang konsisten dengan tujuan dan diharapkan mampu mengukur tingkat pencapaian
belajar mereka.
i. Meningkatkan retensi. Peristiwa
pembelajaran terakhir yang harus dilakukan dosen adalah berupaya untuk
meningkatkan retensi atau alih belajar. Dosen perlu memberikan latihan-latihan
dalam berbagai situasi agar dapat menjamin bahwa mahasiswanya dapat mengulangi
dan menggunakan pengetahuan barunya kapan saja diperlukan.
3) Observasi dan Evaluasi. Kegiatan
observasi dilakukan oleh observer yaitu satu orang dosen yang menjadi mitra
kerja dalam penelitian ini. Observasi dilakukan pada setiap akhir pertemuan
setiap siklus atau sebanyak tiga kali selama penelitian berlangsung. Variabel
yang diobservasi dengan menggunakan lembar observasi meliputi kualitas tentang
hal-hal berikut ini:
a.bahan ajar dari awal hingga akhir kuliah.
b.Pemahaman mahasiswa terhadap tujuan dan manfaat materi
bahan ajar yang disajikan dan tugas-
tugas yang harus diselesaikan selama pembelajaran.
c.Ingatan materi prasyarat yang menghubungkan antara
pengetahuan yang lama dengan pengetahuan yang baru yang akan dipelajari.
d.Persepsi terhadap materi kuliah yang berupa pokok-pokok
materi bahan ajar yang penting dan bersifat kunci.
e.Kesulitan belajar dan hambatan mahasiswa dalam mencapai
tujuan pembel ajaran atau menguasai kompetensi yang ditetapkan.
f.Reinforcement berupa umpan balik secara informatif.
g.Retensi dan alih belajar yaitu kemampuan mahasiswa
mengulangi dan menggunakan pengetahuan barunya kapan saja diperlukan.
Kegiatan evaluasi dimulai dengan melakukan tes formatif pada
setiap akhir kegiatan pembelajaran dan pemberian kuis pada setiap akhir siklus.
Variabel yang diukur melalui kegiatan ini meliputi:
a.Respon mahasiswa sebagai tampilan
unjuk kerja yang menggambarkan apakah mahasiswa telah mencapai penguasaan kompetensi pada
setiap akhir kegiatan pembelajaran.
b.Hasil unjuk kerja mahasiswa
secara konsisten pada akhir kegiatan masing-masing siklus.
4) Analisis dan
Refleksi. Hasil kegiatan observasi dan evaluasi selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan pola sebagai berikut:
a.Hasil observasi dan evaluasi pada masing-masing siklus
dipandang sebagai “akibat”.
b.Dari akibat tersebut kemudian dianalisis faktor “sebab”.
c.Dari sebab tersebut selanjutnya ditelusuri “akar sebab”.
Hasil analisis di atas menjadi dasar dalam penyusunan refleksi yaitu memikirkan
upaya apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi akar sebab yang ditemukan. Hasil
refleksi ini akan menjadi dasar dalam merencanakan tindakan yang akan
diterapkan untuk siklus selanjutnya.
Data yang dikumpulkan dalam
penelitian tindakan ini berupa kombinasi antara data kuantitatif dan data
kualitatif. Teknik pengambilan data menggunakan alat sebagai berikut: (1)
Lembaran observasi, untuk mengambil data tentang situasi pembelajaran (variabel
nomor 1 sampai dengan nomor 5, 7, dan nomor 9), lembar observasi menggunakan
empat skala atau kategori yang bergerak dari arah sangat positif ke sangat
negatif. Setiap skala di beri bobot sebagai berikut: sangat positif diberi
bobot 4, positif diberi bobot 3, negatif diberi bobot 2 dan sangat negatif
diberi bobot 1. Semua penyataan adalah positif, (2) Lembaran tes (kuis dan
UTS), untuk mengambil data tentang respon dan hasil unjuk kerja (variabel nomor
6 dan nomor 8). Tes berbentuk objektif (kecuali UTS dikombinasikan dengan tes
esei) dengan opsi jawaban yang disediakan sebanyak empat opsi. Setiap kuis
terdiri dari 30 soal yang ditujukan untuk mengukur tingkat penguasaan
kompetensi yang telah ditetapkan dalam Satuan Acara Pekuliahan (SAP). Skor soal
yang dijawab tepat/benar = 3,33. Tingkat kesulitan soal ditetapkan dengan
ketentuan mudah = 30%, sedang = 40% dan sukar =30%. Skala penilaian yang
digunakan adalah skala 10-100, (3) Kuesioner, untuk mengambil data tentang
respon (motivasi) mahasiswa terhadap model pembelajaran yang digunakan dalam
penelitian tindakan kelas.
0 komentar:
Posting Komentar